Pendidikan adalah suatu proses untuk menuju pendewasaan, dimana untuk
mewujudan pendidikan yang optimal diperlukan berbagai jenis pendidikan, tidak
hanya terpancang pada pendidikan formal saja. Melainkan juga diperlukan
pendidikan informal dan non formal. Karena sejatinya pendidikan itu merupakan
suatu proses yang komplek dimana kesemuanya merupakan satu kesatuan. Begitu
pentingnya pendidikani inilah yang melatarbelakangi penulis dalam menyusun
makalah ini.
Dewasa ini perwujudan
masyarakat belajar belum ada peningkatan seperti yang diharapkan. Banyak upaya
yang dilakukan pemerintah untuk mewujudkan pendidikan yang merata, yang
melingkupi semua lapiasan masyarakat untuk meningkatkan kualitas SDM. Dalam
upaya ini dibutuhkan pula campur tangan dari masyarakat itu sendiri. Karena
tanpa kedasaran dan kerjasama masyarakat, perwujudan masyarakat belajar tidak
akan tecapai. Karena pendidikan tidak hanya diperoleh dari sekolah, melainkan
dari kesadaran masyarakat untuk belajar antara lain melalui membaca, internet,
pengalaman, dan lain-lain.
Penerapan
belajar sepanjang hayat dalam mewujudkan masyarakat belajar sangat memberikan
kontribusi bagi peningkatan kualitas SDM. Dengan peningkatan tersebut, harkat
dan martabat masyarakat dapat terangkat dimata dunia. Oleh sebab itu perlu
adanya kemerataan pendidikan yang tidak hanya didapat dari sekolah, namun juga
dapat terwujud dalam perpustakaan umum untuk meningkatkan minat baca
masyarakat.
Pembangunan
kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup
sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya. Untuk mewujudkan tujuan tersebut telah diciptakan Visi
Indonesia Sehat 2010, yang merupakan Cerminan masyarakat, bangsa dan
NegaraIndonesia dengan ditandai oleh penduduknya yang hidup dengan perilaku
sehat, dan dalam lingkungan sehat, serta memiliki kemampuan untuk menjangkau
pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, di seluruh wilayah
Negara Indonesia. Untuk melaksanakan visi tersebut, salah satu misi Depkes
adalah meningkatkan kinerja dan mutu upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perorangan. (KKI, 2006) Ikatan Dokter Indonesia sebagai organisasi
profesi kedokteran merupakan salah satu stake holder pelayanan kesehatan yang
turut bertanggung jawab dalam menjamin terselenggaranya pelayanan kedokteran
yang bermutu. IDI telah mengeluarkan Pedoman Pelaksanaan Program Pengembangan
Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan (Continuing Professional Development) /
(Continuing Medical Education) bagi seluruh anggotanya sebagai pengejantawahan
dari Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Universitas Sumatera Utara tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran pasal 28 ayat 1, yang
menyebutkan bahwa setiap dokter atau dokter gigi yang berpraktik wajib
mengikuti pendidikan dan pelatihan kedokteran atau kedokteran gigi
berkelanjutan yang diselenggarakan oleh organisasi profesi (IDI) dan lembaga
lain yang diakreditasi oleh organisasi pofesi (IDI) dalam rangka penyerapan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran atau kedokteran gigi.
(PB IDI, 2007) Program Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan.
(P2KB)
dokter berperan penting dalam meningkatkan mutu pelayanan praktik kedokteran,
sekaligus menjadikan dokter semakin profesional sesuaidengan harkat dan
martabat serta
kehormatan
profesinya dalam rangkamemenuhi harapan kemanusiaan, harapan masyarakat, dan
harapan bangsa.(PB IDI, 2007)Model kegiatan P2KB/CPDberagam untuk berbagai
Negara. DiIndonesia sertifikasi awal dilakukanuji kompetensi untuk dokter
umum,yang dilanjutkan dengan resertifikasi dengan cara pengumpulan nilai SKPIDI
setidaknya untuk 3 tahun pertama Bila
siap akan dimulai dengan ujicoba kompetensi. Di Amerika Serikatditetapkan
setelah mengikuti program pendidikanCPD-nya, dilakukan uji kompetensi dengan
ujian formal. Negara-negara Persemakmuran dalam melaksanakan program CPD
menekankan
pada pengembangan kemampuan praktek dan aktifitas mandiri( mengumpulkan CPD
point) dan tidak ditekankan pada ujian formal.Berdasarkan Program Pengembangan
Pendidikan KeprofesianBerkelanjutan pada dasarnya merupakan upaya
Pembinaanbersistem untukmeningkatkan dan mengembangkan pengetahuan ,
ketrampilan , sertasikap dokter agar senantiasa dapatmenjalankan profesinya
dengan baik.Program Pengembangan PendidikanKeprofesian Berkelanjutan
jugamerupakan bagian integral dari mekanisme pemberian izin praktik. (PB
IDI,2007) Program Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutandisesuaikan
dengan kebutuhan masing-masing dokter dan dilaksanakan secara berkesinambungan.
Materi pembelajarannya mengandung unsure praktik dan teori yang terpadu
karenatujuan akhirnya adalah meningkatkanpelayanan kedokteran. Oleh karena
ituseyogianya program ini dijalankansecara terpadu dan menjadi bagian dari
pelayanan kedokteran. (PB IDI,2007)Program Pengembangan Pendidikan Keprofesian
Berkelanjutanmeliputi semua kegiatan dokter, formal maupun nonformal, yang
dilakukannya untuk mempertahankan, membaharukan, mengembangkan,dan meningkatkan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap profesinalnyasebagai upaya yang
memenuhikebutuhan pasiennya. Program Pengembangan Pendidikan
KeprofesianBerkelanjutan merupakan kegiatanbelajar mandiri yang
self directeddanpractice based, sehingga unsurutamanya adalah pencatatan untuk
tujuan monitoringoleh perhimpunan.Dalam hal ini pemanfaatan teknologi informasi
akan sangat membantu, oleh karena itu sangat dianjurkan agar semua
perhimpunanmembangun sistem pencatatan yangweb basedwalaupun tetap dimungkinkan
pencatatan manual. Sistemberinternet ini di masa depan akanterhubung ke sistem
di tingkat IDI. (PB IDI, 2007)Setiap dokter atau dokter gigiyang berpraktik
wajib berhak memperoleh kesempatan untuk menjalani Program Pengembangan
Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan yang dilaksanakan olehpenghimpunan dokter
yang sesuai dengan ciri praktiknya. Program ini merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari proses resertifikasinya. Untuk itu ia wajib mendaftarkan
kesertaannya kepada perhimpunan yangbersangkutan. (PB IDI, 2007)Namun fakta
yang dijumpai bahwa masih banyak dokter dan doktergigi yang masih rendah
tingkat
partisipasinya
dalam program Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan, padahal
seluruhdokter yang bernaung di bawah IDI, syarat uji kompetensi untuk
registrasi ulang adalah keikutsertaannya dalam proses Pendidikan
KeprofesianBerkelanjutan. ( PC IDI Langkat )Berdasarkan data yang diperoleh
dari Pengurus Ikatan Dokter Indonesia Cabang Langkat diperoleh informasi bahwa
tingkat partisipasiUniversitas Sumatera Utara.
Pengembangan
Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan pada dokter dikabupaten Langkat Sumatera
Utara masih kurang dan dibutuhkan upayapeningkatan. (PC IDI Langkat, 2008)
Berdasarkan
hasil wawancara dengan Pengurus Ikatan DokterIndonesia Cabang Langkat ( 2008)
didapatkan informasi bahwa kurangnya partisipasi dalam program P2KB dapat
disebabkan faktor penguasaan teknologi informasi yang masih belum memadai
seperti penggunaan internet untuk mendapatkan pengetahuan kedokteran terbaru,
faktor ekonomi yakni mahalnya biaya untuk mengikuti ataupun mengadakan seminar/
pelatihan kedokteran yang terakreditasi IDI,dan kurangya sponsor pendukung dana
kegiatan, serta motivasi dari para dokter.
Berdasarkan
survei pendahuluan(Mei 2009) terhadap 40 pasien yang berkunjung ke polikinik
tentang kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan dokter di RSU Tanjung
Pura,didapatkan hasil 18 pasien (45%) merasa tidak puas. Pada saat yang sama
dilakukan survei pendahuluan terhadap 10 dokter tentang tingkat partisipasi
dokter di RSU Tanjung Pura dalam melaksanakan program P2KB didapatkan 6 dokter
(60%) tingkat partisipasi P2KB kurang baik. Penelitian tentang implementasi
Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan dokter di RSU Tanjung Pura Langkat belum
pernah dilakukan.Dari sudut pandang dokter, motivasi untuk menjalankan Program
Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan seyogyanya
Universitas
Sumatera Utara muncul dari tiga dorongan utama, yaitu: dorongan
profesional untukmemberikan pelayanan yang terbaik kepada pasien, dorongan
untuk memenuhi kewajiban kepada pemberi kerja, keinginan untuk memperoleh
kepuasan kerja dan mencegah kejenuhan. Salah satu determinan yang dapat menjadi
penyebab rendahnya implementasi dokter dalam program Pengembangan Pendidikan
Keprofesian Berkelanjutan adalah factor motivasi.Berdasarkan paparan di atas
ditetapkan sebagai variabel independen adalah faktor motivasi para dokter di
Rumah Sakit Umum Tanjung Pura Langkat Sumatera Utara, dan sebagai variabel
dependen adalah implementasi dokter dalam progam Pengembangan Pendidikan
Keprofesian Berkelanjutan yang di nilai dari: kinerja pembelajaran, kinerja
profesional, pengabdian masyarakat, publikasi ilmiah, dan kinerja pengembangan
ilmu. (PB IDI, 2007) Sangat penting dilakukan analisis mengenai pengaruh
motivasi terhadap implementasi dokter diRumah Sakit Umum Tanjung Pura Langkat
Sumatera Utara dalam Program Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan.
1.2.Tujuan
Dalam penyusunan
makalah ini tentunya penulis memiliki tujuan yang diharapkan berguna bagi para
pembaca dan khususnya kepada penulis sendiri. Tujuannya dibagi menjadi dua,
yaitu yang pertama secara umum makalah ini bertujuan menambah
wawasanmahasiswa/i dalam menguraikan suatu persoalan secara holistik dan tepat,
dan melatih cara pemikiran ilmiah. Cara pemikiran ilmiah ini sangat dibutuhkan
bagi seorang calon dokter maupun dokter agar mampu menganalisis suatu persoalan
secara cepat dan tepat. Sedangkan secara khusus tujuan penyusunan makalah ini
ialah mahasiswa mampu mengetahui,memahami, dan menjelaskan mengenai
enterohepatik yang meliputi:
1. Mampu menyelesaikan metode Continuing
Medical Education.
2. Mampu menyelesaikan dan cara
menerapkan dan tujuan continuing medical education.
3. Mampu menjelaskan manfaat dan tujuan
Continuing Medical Education , Adult learning,Active Learning,Learn How To
Learn,Lifelong Learning.
4. Mampu menggambarkan dan menerapkan
belajar secara Lifelong Learning.
5. Menjelaskan hubungan propesional
dokter dengan Acive Learning,Adult Learning,Learn How To Learn.
6. Kelebihan &Kekurangan Active Learning,Adult Learning,Learn How To
Learn,Lifelong Learning.
7. Ciri-Ciri Active Learning,Adult
Learning,Learn How To Learn,Lifelong Learning.
8. Mampu menjelaskan pandangan islam
terhadap metode Active learning,Learn How To learn,Lifelong Learning,dan
Medical Education.
1.3Manfaat
Manfaat pembelajaran dari penulisan
makalah ini adalah diharapkan mahasiswa/imampu untuk mencapai segala Learning
Objective yang telah didapat dan dapat menerapkan pada saat sudah mendapat
gelar dokter dan ditugaskan di instansi kesehatan pemerintah maupun praktik
sendiri.
Bagi
Peneliti
Mampu
menambah pengetahuan dan pengalaman peneliti dalam meneliti jenis penelitian
kualitatif pada mahasiswa Fakultas Kedokteran UISU.Bagi Peneliti Lain
Dapat digunakan sebagai data dasar untuk penelitian
selanjutnya tentang bagaimana keefektifan metode Problem Based Learning dengan
metode lain yang baru.
Bagi
Mahasiswa Kedokteran
a)
Meningkatkan kemampuan mahasiswa untuk berpikir kritis
dan menyeluruh dalam memecahkan masalah nyata di klinik.
b)
Meningkatkan pemahaman mahasiswa akan berbagai konsep
dasar yang menjadi pegangan untuk memecahkan masalah nyata di klinik.
c) Meningkatkan
kesiapan mahasiswa untuk terjun di klinik pekerjaan dengan mengangkat problem
nyata di klinik sebagai sumber belajar.
Bagi
Institusi: Program Pendidikan Keokteran Universitas Islam Sumatera Utara.
Sebagai bahan masukan bagi pihak institusi untuk dapat
membantu meningkatkan keefektifan metode pembelajaran yang telah ada yang
menghasilkan lulusan yang disiplin, mandiri, jujur, bertanggung jawab, terbuka
dan tanggap sesuai kompetensinya.