Powered By Blogger

Senin, 29 September 2014

Continuing Professional Development



Pendidikan adalah suatu proses untuk menuju pendewasaan, dimana untuk mewujudan pendidikan yang optimal diperlukan berbagai jenis pendidikan, tidak hanya terpancang pada pendidikan formal saja. Melainkan juga diperlukan pendidikan informal dan non formal. Karena sejatinya pendidikan itu merupakan suatu proses yang komplek dimana kesemuanya merupakan satu kesatuan. Begitu pentingnya pendidikani inilah yang melatarbelakangi penulis dalam menyusun makalah ini.
Dewasa ini perwujudan masyarakat belajar belum ada peningkatan seperti yang diharapkan. Banyak upaya yang dilakukan pemerintah untuk mewujudkan pendidikan yang merata, yang melingkupi semua lapiasan masyarakat untuk meningkatkan kualitas SDM. Dalam upaya ini dibutuhkan pula campur tangan dari masyarakat itu sendiri. Karena tanpa kedasaran dan kerjasama masyarakat, perwujudan masyarakat belajar tidak akan tecapai. Karena pendidikan tidak hanya diperoleh dari sekolah, melainkan dari kesadaran masyarakat untuk belajar antara lain melalui membaca, internet, pengalaman, dan lain-lain.
Penerapan belajar sepanjang hayat dalam mewujudkan masyarakat belajar sangat memberikan kontribusi bagi peningkatan kualitas SDM. Dengan peningkatan tersebut, harkat dan martabat masyarakat dapat terangkat dimata dunia. Oleh sebab itu perlu adanya kemerataan pendidikan yang tidak hanya didapat dari sekolah, namun juga dapat terwujud dalam perpustakaan umum untuk meningkatkan minat baca masyarakat.
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Untuk mewujudkan tujuan tersebut telah diciptakan Visi Indonesia Sehat 2010, yang merupakan Cerminan masyarakat, bangsa dan NegaraIndonesia dengan ditandai oleh penduduknya yang hidup dengan perilaku sehat, dan dalam lingkungan sehat, serta memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, di seluruh wilayah Negara Indonesia. Untuk melaksanakan visi tersebut, salah satu misi Depkes adalah meningkatkan kinerja dan mutu upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan. (KKI, 2006) Ikatan Dokter Indonesia sebagai organisasi profesi kedokteran merupakan salah satu stake holder pelayanan kesehatan yang turut bertanggung jawab dalam menjamin terselenggaranya pelayanan kedokteran yang bermutu. IDI telah mengeluarkan Pedoman Pelaksanaan Program Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan (Continuing Professional Development) / (Continuing Medical Education) bagi seluruh anggotanya sebagai pengejantawahan dari Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Universitas Sumatera Utara tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran pasal 28 ayat 1, yang menyebutkan bahwa setiap dokter atau dokter gigi yang berpraktik wajib mengikuti pendidikan dan pelatihan kedokteran atau kedokteran gigi berkelanjutan yang diselenggarakan oleh organisasi profesi (IDI) dan lembaga lain yang diakreditasi oleh organisasi pofesi (IDI) dalam rangka penyerapan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran atau kedokteran gigi. (PB IDI, 2007) Program Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan.
(P2KB) dokter berperan penting dalam meningkatkan mutu pelayanan praktik kedokteran, sekaligus menjadikan dokter semakin profesional sesuaidengan harkat dan martabat serta
kehormatan profesinya dalam rangkamemenuhi harapan kemanusiaan, harapan masyarakat, dan harapan bangsa.(PB IDI, 2007)Model kegiatan P2KB/CPDberagam untuk berbagai Negara. DiIndonesia sertifikasi awal dilakukanuji kompetensi untuk dokter umum,yang dilanjutkan dengan resertifikasi dengan cara pengumpulan nilai SKPIDI setidaknya untuk  3 tahun pertama Bila siap akan dimulai dengan ujicoba kompetensi. Di Amerika Serikatditetapkan setelah mengikuti program pendidikanCPD-nya, dilakukan uji kompetensi dengan ujian formal. Negara-negara Persemakmuran dalam melaksanakan program CPD
menekankan pada pengembangan kemampuan praktek dan aktifitas mandiri( mengumpulkan CPD point) dan tidak ditekankan pada ujian formal.Berdasarkan Program Pengembangan Pendidikan KeprofesianBerkelanjutan pada dasarnya merupakan upaya Pembinaanbersistem untukmeningkatkan dan mengembangkan pengetahuan , ketrampilan , sertasikap dokter agar senantiasa dapatmenjalankan profesinya dengan baik.Program Pengembangan PendidikanKeprofesian Berkelanjutan jugamerupakan bagian integral dari mekanisme pemberian izin praktik. (PB IDI,2007) Program Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutandisesuaikan dengan kebutuhan masing-masing dokter dan dilaksanakan secara berkesinambungan. Materi pembelajarannya mengandung unsure praktik dan teori yang terpadu karenatujuan akhirnya adalah meningkatkanpelayanan kedokteran. Oleh karena ituseyogianya program ini dijalankansecara terpadu dan menjadi bagian dari pelayanan kedokteran. (PB IDI,2007)Program Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutanmeliputi semua kegiatan dokter, formal maupun nonformal, yang dilakukannya untuk mempertahankan, membaharukan, mengembangkan,dan meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap profesinalnyasebagai upaya yang memenuhikebutuhan pasiennya. Program Pengembangan Pendidikan KeprofesianBerkelanjutan merupakan kegiatanbelajar mandiri yang self directeddanpractice based, sehingga unsurutamanya adalah pencatatan untuk tujuan monitoringoleh perhimpunan.Dalam hal ini pemanfaatan teknologi informasi akan sangat membantu, oleh karena itu sangat dianjurkan agar semua perhimpunanmembangun sistem pencatatan yangweb basedwalaupun tetap dimungkinkan pencatatan manual. Sistemberinternet ini di masa depan akanterhubung ke sistem di tingkat IDI. (PB IDI, 2007)Setiap dokter atau dokter gigiyang berpraktik wajib berhak memperoleh kesempatan untuk menjalani Program Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan yang dilaksanakan olehpenghimpunan dokter yang sesuai dengan ciri praktiknya. Program ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses resertifikasinya. Untuk itu ia wajib mendaftarkan kesertaannya kepada perhimpunan yangbersangkutan. (PB IDI, 2007)Namun fakta yang dijumpai bahwa masih banyak dokter dan doktergigi yang masih rendah tingkat
partisipasinya dalam program Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan, padahal seluruhdokter yang bernaung di bawah IDI, syarat uji kompetensi untuk registrasi ulang adalah keikutsertaannya dalam proses Pendidikan KeprofesianBerkelanjutan. ( PC IDI Langkat )Berdasarkan data yang diperoleh dari Pengurus Ikatan Dokter Indonesia Cabang Langkat diperoleh informasi bahwa tingkat partisipasiUniversitas Sumatera Utara.


Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan pada dokter dikabupaten Langkat Sumatera Utara masih kurang dan dibutuhkan upayapeningkatan. (PC IDI Langkat, 2008)
Berdasarkan hasil wawancara dengan Pengurus Ikatan DokterIndonesia Cabang Langkat ( 2008) didapatkan informasi bahwa kurangnya partisipasi dalam program P2KB dapat disebabkan faktor penguasaan teknologi informasi yang masih belum memadai seperti penggunaan internet untuk mendapatkan pengetahuan kedokteran terbaru, faktor ekonomi yakni mahalnya biaya untuk mengikuti ataupun mengadakan seminar/ pelatihan kedokteran yang terakreditasi IDI,dan kurangya sponsor pendukung dana kegiatan, serta motivasi dari para dokter.

Berdasarkan survei pendahuluan(Mei 2009) terhadap 40 pasien yang berkunjung ke polikinik tentang kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan dokter di RSU Tanjung Pura,didapatkan hasil 18 pasien (45%) merasa tidak puas. Pada saat yang sama dilakukan survei pendahuluan terhadap 10 dokter tentang tingkat partisipasi dokter di RSU Tanjung Pura dalam melaksanakan program P2KB didapatkan 6 dokter (60%) tingkat partisipasi P2KB kurang baik. Penelitian tentang implementasi Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan dokter di RSU Tanjung Pura Langkat belum pernah dilakukan.Dari sudut pandang dokter, motivasi untuk menjalankan Program Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan seyogyanya
Universitas Sumatera Utara muncul dari tiga dorongan utama, yaitu: dorongan profesional untukmemberikan pelayanan yang terbaik kepada pasien, dorongan untuk memenuhi kewajiban kepada pemberi kerja, keinginan untuk memperoleh kepuasan kerja dan mencegah kejenuhan. Salah satu determinan yang dapat menjadi penyebab rendahnya implementasi dokter dalam program Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan adalah factor motivasi.Berdasarkan paparan di atas ditetapkan sebagai variabel independen adalah faktor motivasi para dokter di Rumah Sakit Umum Tanjung Pura Langkat Sumatera Utara, dan sebagai variabel dependen adalah implementasi dokter dalam progam Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan yang di nilai dari: kinerja pembelajaran, kinerja profesional, pengabdian masyarakat, publikasi ilmiah, dan kinerja pengembangan ilmu. (PB IDI, 2007) Sangat penting dilakukan analisis mengenai pengaruh motivasi terhadap implementasi dokter diRumah Sakit Umum Tanjung Pura Langkat Sumatera Utara dalam Program Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan.


1.2.Tujuan
Dalam penyusunan makalah ini tentunya penulis memiliki tujuan yang diharapkan berguna bagi para pembaca dan khususnya kepada penulis sendiri. Tujuannya dibagi menjadi dua, yaitu yang pertama secara umum makalah ini bertujuan menambah wawasanmahasiswa/i dalam menguraikan suatu persoalan secara holistik dan tepat, dan melatih cara pemikiran ilmiah. Cara pemikiran ilmiah ini sangat dibutuhkan bagi seorang calon dokter maupun dokter agar mampu menganalisis suatu persoalan secara cepat dan tepat. Sedangkan secara khusus tujuan penyusunan makalah ini ialah mahasiswa mampu mengetahui,memahami, dan menjelaskan mengenai enterohepatik yang meliputi:
1.      Mampu menyelesaikan metode Continuing Medical Education.
2.      Mampu menyelesaikan dan cara menerapkan dan tujuan continuing medical education.
3.      Mampu menjelaskan manfaat dan tujuan Continuing Medical Education , Adult learning,Active Learning,Learn How To Learn,Lifelong Learning.
4.      Mampu menggambarkan dan menerapkan belajar secara Lifelong Learning.
5.      Menjelaskan hubungan propesional dokter dengan Acive Learning,Adult Learning,Learn How To Learn.
6.      Kelebihan &Kekurangan  Active Learning,Adult Learning,Learn How To Learn,Lifelong Learning.
7.      Ciri-Ciri Active Learning,Adult Learning,Learn How To Learn,Lifelong Learning.
8.      Mampu menjelaskan pandangan islam terhadap metode Active learning,Learn How To learn,Lifelong Learning,dan Medical Education.

1.3Manfaat
Manfaat pembelajaran dari penulisan makalah ini adalah diharapkan mahasiswa/imampu untuk mencapai segala Learning Objective yang telah didapat dan dapat menerapkan pada saat sudah mendapat gelar dokter dan ditugaskan di instansi kesehatan pemerintah maupun praktik sendiri.

Bagi Peneliti
Mampu menambah pengetahuan dan pengalaman peneliti dalam meneliti jenis penelitian kualitatif pada mahasiswa Fakultas Kedokteran UISU.Bagi Peneliti Lain
Dapat digunakan sebagai data dasar untuk penelitian selanjutnya tentang bagaimana keefektifan metode Problem Based Learning dengan metode lain yang baru.

Bagi Mahasiswa Kedokteran
a)      Meningkatkan kemampuan mahasiswa untuk berpikir kritis dan menyeluruh dalam memecahkan masalah nyata di klinik.
b)      Meningkatkan pemahaman mahasiswa akan berbagai konsep dasar yang menjadi pegangan untuk memecahkan masalah nyata di klinik.
c)      Meningkatkan kesiapan mahasiswa untuk terjun di klinik pekerjaan dengan mengangkat problem nyata di klinik sebagai sumber belajar.

Bagi Institusi: Program Pendidikan Keokteran Universitas Islam Sumatera Utara.
Sebagai bahan masukan bagi pihak institusi untuk dapat membantu meningkatkan keefektifan metode pembelajaran yang telah ada yang menghasilkan lulusan yang disiplin, mandiri, jujur, bertanggung jawab, terbuka dan tanggap sesuai kompetensinya.

PANDANGAN ISLAM DALAM METODE PEMBELAJARAN



Pandangan Islam dalam metode pembelajaran.
Konsep belajar dalam Islam merupakan suatu suatu idea tau gagasan untuk menciptakan manusia yang baik dan bertakwa yang menyembah Allah dalam arti yang sebenarnya ,yang membangun struktur pribadinya sesuai dengan syariah islam serta melaksanakan segenap aktifitas kesehariannya sebagai wujud ketundukannya pada Tuhan .Dengan cara menanamkan nilai-nilai fundamental Islam kepada setiap Muslim terlepas dari disiplin ilmu apapun yang akan dikaji .

Islam sangat menghargai ilmu dan para ulama .Setiap Muslim dalam pandangan Islam wajib baginya untuk menuntut ilmu.Kewajiban belajar dalam Islam sudah ditegaskan mulai dari wahyu Al-Qur’an yang pertamakali diturunkan , Surat Al-Alaq ayat 1-5.
Pandangan yang dikemukakan Barat sebenarnya bukanlah konsep yang baru ,karena sebelumnya karena Islam telah menerapkan dasar konsep belajar sepanjang hayat sudah dikenal di tengah dunia Islam .Bahkan salah satu pepatah arab yang berkembang di dunia Islam menyebutkan :
أطلب العلم من المهد الى اللحد
“Tuntutlah ilmu sejak dari buaian sampai liang lahad”
Pepatah di atas menekankan bahwasanya proses pembelajaran dimulai dari kelahiran manusia sampai dengan akhir hayatnya .Ini semua karena kehidupan memang menuntut seseorang untuk terus menambah ilmu pengetahuannya .Dunia ini penuh dengan sunnah Allah dan hukum alam yang menantang manusia untuk menemukan rahasianya .Sehebat apapun ilmu seseorang ,dalam pandangan Islam ,apa yang diketahuinya itu masih sangat sedikit jika dibandingkan dengan ilmu dan pengetahuan Allah , dalam surat Al-Isra’:85.
وَماَ أُوْتِيْتُمْ مِنَ الْعِلْمِ إِلاَّ قَلِيْلاً (الإسراء 85)
                                                             

  A.Tujuan, Tugas, dan Fungsi Metode Pendidikan dalam Perspektif Islam.
Pendidik dalam proses pendidikan islam tidak hanya dituntut untuk menguasai sejumlah materi yang akan diberikan kepada peserta didiknya, tetapi ia harus menguasai berbagai metode dan teknik pendidikan guna kelangsungan transformasi dan internalisasi mata pelajaran. Hal ini karena metode dan teknik pendidikan islam tidak sama dengan metode dan teknik pendidikan yang lain.

Tujuan diadakan metode adalah menjadikan proses dan hasil belajar mengajar ajaran islam lebih berdaya guna dan berhasil guna dan menimbulkan kesadaran peserta didik untuk mengamalkan ketentuan ajaran islam melalui teknik motivasi yang menimbulkan gairah belajar peserta didik secara mantap. Uraian itu menunjukkan bahwa fungsi metode pendidikan islam adalah mengarahkan keberhasilan belajar, memberi kemudahan kepada peserta didik untuk belajar berdasarkan minat, serta mendorong usaha kerjasama dalam kegiatan belajar mengajar antara pendidik dengan peserta didik. Disamping itu, dalam uraian tersebut ditunjukkan bahwa fungsi metode pendidikan adalah memberi inspirasi pada peserta didik melalui proses hubungan yang serasi antara pendidik dan peserta didik yang seiring dengan tujuan pendidikan islam.

Tugas utama metode pendidikan islam adalah mengadakan aplikasi prinsip-prinsip psikologis dan paedagogis sebagai kegiatan antar hubungan pendidikan yang terealisasi melalui keterangan dan pengetahuan agar siswa mengetahui, memahami, menghayati dan meyakini materi yang diberikan, serta meningkatkan keterampilan olah pikir. Selain itu, tugas utama metode tersebut adalah mambuat perubahan dalam sikap dan minat serta memenuhi nilai dan norma yang berhubungan dengan pelajaran dan perubahan dalam pribadi dan bagaimana faktor-faktor tersebut diharapkan menjadi pendorong kearah perbuatan nyata.
B. Pendekataan Pembelajaran dalam Tarbiyah Qur’ani
            Di dalam al-Qur’an terdapat ayat-ayat atau contoh-contoh yang dapat digunakan sebagai acuan atau alternatif dalam memilih pendekatan dalam pembelajaran. Di antara pendekatan-pendekan tersebut adalah :
1. Pendekatan Ma’rifi
Pendekatan ma’rifi merupakan pendekatan yang cenderung menggunakan aspek nalar ( kognitive). Hal-hal yang berkaitan dengan pendekatan ma’rifi ini di dalam al-Quran terdapat ayat ayat yang seringkali diikuti oleh redaksi kata yang menggunakan akar kata aql(ratio; akal) dan juga menggunakan kata tafakkur(thinking, cogitation; renungan)yang berakar dari kata fikr (fikrah,nalar) . Dua kata tersebut terdapat perbedaan dalam penggunaannya di dalam al-Qur’an. Al-Ashfahani menjelaskan bahwa aql adalah suatu potensi yang dipersiapkan untuk menerima pengetahuan dan untuk mengetahui suatu pengetahuan yang diperoleh seseorang maka digunakanlah potensi tersebut . Contoh ayat yang menggunakan redaksi kata aql adalah S.al-Maidah:58 :
وَإِذَا نَادَيْتُمْ إِلَى الصَّلَاةِ اتَّخَذُوهَا هُزُوًا وَلَعِبًا ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَوْمٌ لَا يَعْقِلُون)
“ Dan apabila kamu menyeru (mereka) untuk (mengerjakan) sembahyang, mereka menjadikannya buah ejekan dan permainan. Yang demikian itu adalah karena mereka benar-benar kaum yang tidak mau mempergunakan akal.”

2. Pendekatan Istiqra’i (induksi)
Pendekatan Istiqra’i adalah pendekatan yang dilakukan dengan meenganalisis secara ilmiah, dimulai dari hal-hal atau peristiwa yang khusus untuk menentukan hukum yang bersifat umum. Dalam hal ini al-Qur’an banyak memberikan contoh terhadap fakta-fakta yang dikumpulkan pada rangkaian ayat guna mengambil kesimpulan. Salah satu diantara firman Allah Swt. yang dimaksud adalah:

أَفَلَا يَنْظُرُونَ إِلَى الْإِبِلِ كَيْفَ خُلِقَتْ(17)وَإِلَى السَّمَاءِ كَيْفَ رُفِعَتْ(18)وَإِلَى الْجِبَالِ كَيْفَ نُصِبَتْ(19)وَإِلَى الْأَرْضِ كَيْفَ سُطِحَتْ(20)فَذَكِّرْ إِنَّمَا أَنْتَ مُذَكِّرٌ
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan, (88:17)Dan langit, bagaimana ia ditinggikan? (88:18)Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan? (88:19)Dan bumi bagaimana ia dihamparkan? (88:20)Maka berilah peringatan, karena sesungguhnya kamu hanyalah orang yang memberi peringatan. (88:21
3.  Pendekatan Istidlali(deduksi)
Pendekatan Istidlali adalah pendekatan yang dilakukan dengan meenganalisis secara ilmiah, dimulai dari hal-hal atau peristiwa yang bersifat umum kepada hal-hal yang bersifat khusus, atau kebalikan dari pendekatan istiqra’i. Pendekatan istidlali ini dapat juga di sebut pendekatan istinbathi. Contoh pendekatan Istidlali seperti dalam al-Qur’an S. al-Baqarah: 21-22 :

يَاأَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ(21)الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ فِرَاشًا وَالسَّمَاءَ بِنَاءً وَأَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقًا لَكُمْ فَلَا تَجْعَلُوا لِلَّهِ أَنْدَادًا وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ(22)
“Hai manusia, sembahlah Tuhanmu Yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa. (2:21)Dialah Yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui. (2:22)”



4. Pendekatan Wijdaniy (emosi)

Pendekatan Wijdaniy adalah pendekatan yang dilakukan untuk menggugah daya rasa atau emosi peserta didik agar mampu meyakini, memahami dan menghayati materi yang disampaikan. Pendekatan ini seringkali digunakan agar mampu meyakini, memahami dan menghayati agamanya. Di dalam al-Qur’an pada surat al-Anfaal, 2 :

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ ءَايَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ(2)
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah mereka bertawakkal, (8:2)”
 
5. Pendekatan Ifrady (individual)
Pendekatan ifrady adalah pendekatan yang dilakukan untuk memberikan perhatian kepada seseorang ( peserta didik ) dengan memperhatikan masing-masing karakter yang ada pada mereka. Mereka berprilaku dalam belajar,mengemukakan pendapat,berpakaian, daya serap, kecerdasan dan sebagainya memiliki karakter yang berbeda-beda. Di dalam al-Qu’an S. al-Lail: 3-4, dan S. al-Isra’:21
وَمَا خَلَقَ الذَّكَرَ وَالْأُنْثَى(3)إِنَّ سَعْيَكُمْ لَشَتَّى(4)
Dan penciptaan laki-laki dan perempuan, sesungguhnya usaha kamu memang berbeda-beda. (92:4)
6. Pendekatan Ijtima’i ( kelompok )
Manusia adalah makhluk sosial, karena manusia tidak dapat hidup sendiri, terpisah dari manusia-manusia yang lain. Manusia senantiasa hidup dalam kelompok-kelompok kecil, seperti kaluarga atau kelompok yang lebih luas lagi yaitu masyarakat.Pendekatan ijtima’i ini sangat efektif dalam membentuk sifat kebersamaan siswa dalam lingkungannya, baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Pola pendekatan ini ditekankan pada aspek tingkah laku di mana guru hendaklah dapat menanamkan rasa kebersamaan, dan siswa dapat menyesuaikan diri, baik dalam individu maupun sosialnya.


C.Kesimpulan metode pembelajaran dalam perspektif Islam.

Belajar tidak mengenal usia, waktu dan tempat, dimanapun kapanpun kita bisa belajar dari kehidupan ini. Belajar tidak harus dibangku sekolah atau pendidikan formal serta berizazah, tetapi belajar bisa dimana saja, dari berbagai sumber yang berisi tentang pengetahuan. Banyak orang yang belajar ototidak (belajar sendiri) namun mereka lebih berhasil dari orang-orang yang berpendidikan formal, itu artinya belum tentu orang yang berpendidikan formal bisa lebih sukses daripada orang yang tidak berpendidikan formal. Sesungguhnya yang membuat orang menjadi sukses adalah kemampuannya beradaptasi dengan orang lain, komunikatif, pandai begaul, punya kemauan keras dan tentunya skil tidak kalah penting.

Pendidikan non formal tidak mengenal ruang dan waktu, setiap orang bisa belajar kapanpun, orang bisa belajar dari apa yang dilihatnya, di dengarnya, dirasakannya, dialaminya dan lain sebagainya. Konsep pendidikan sepajang hayat pada pendidikan non formal lebih luas dari yang lainnya. Pendidikan non formal ini bisa dilakukan seperti kelompok belajar, organisasi, tempat kursus atau pelatihan, atau ditempat–tempat pengajian ibu-ibu dan bapak-bapak. Oleh sebab itu sudah seharusnya setiap orang harus terus belajar dari setiap perjalanan hidupnya sampai ajal menjemputnya. Karena ilmu pengetahuan sangat berguna bagi setiap orang walaupun bagi orang yang sudah berusia lanjut sekalipun. Dalam islam dikatakan Allah akan mengangkat orang–orang yang berilmu dan beriman beberapa derajat, itu artinya betapa Allah menghargai orang yang berilmu karena dengan ilmu pula orang akan lebih mampu mengenal Allah dan lebih banyak mendekatkan diri padanya dengan ibadah.