Powered By Blogger

Senin, 29 September 2014

Continuing Professional Development



Pendidikan adalah suatu proses untuk menuju pendewasaan, dimana untuk mewujudan pendidikan yang optimal diperlukan berbagai jenis pendidikan, tidak hanya terpancang pada pendidikan formal saja. Melainkan juga diperlukan pendidikan informal dan non formal. Karena sejatinya pendidikan itu merupakan suatu proses yang komplek dimana kesemuanya merupakan satu kesatuan. Begitu pentingnya pendidikani inilah yang melatarbelakangi penulis dalam menyusun makalah ini.
Dewasa ini perwujudan masyarakat belajar belum ada peningkatan seperti yang diharapkan. Banyak upaya yang dilakukan pemerintah untuk mewujudkan pendidikan yang merata, yang melingkupi semua lapiasan masyarakat untuk meningkatkan kualitas SDM. Dalam upaya ini dibutuhkan pula campur tangan dari masyarakat itu sendiri. Karena tanpa kedasaran dan kerjasama masyarakat, perwujudan masyarakat belajar tidak akan tecapai. Karena pendidikan tidak hanya diperoleh dari sekolah, melainkan dari kesadaran masyarakat untuk belajar antara lain melalui membaca, internet, pengalaman, dan lain-lain.
Penerapan belajar sepanjang hayat dalam mewujudkan masyarakat belajar sangat memberikan kontribusi bagi peningkatan kualitas SDM. Dengan peningkatan tersebut, harkat dan martabat masyarakat dapat terangkat dimata dunia. Oleh sebab itu perlu adanya kemerataan pendidikan yang tidak hanya didapat dari sekolah, namun juga dapat terwujud dalam perpustakaan umum untuk meningkatkan minat baca masyarakat.
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Untuk mewujudkan tujuan tersebut telah diciptakan Visi Indonesia Sehat 2010, yang merupakan Cerminan masyarakat, bangsa dan NegaraIndonesia dengan ditandai oleh penduduknya yang hidup dengan perilaku sehat, dan dalam lingkungan sehat, serta memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, di seluruh wilayah Negara Indonesia. Untuk melaksanakan visi tersebut, salah satu misi Depkes adalah meningkatkan kinerja dan mutu upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan. (KKI, 2006) Ikatan Dokter Indonesia sebagai organisasi profesi kedokteran merupakan salah satu stake holder pelayanan kesehatan yang turut bertanggung jawab dalam menjamin terselenggaranya pelayanan kedokteran yang bermutu. IDI telah mengeluarkan Pedoman Pelaksanaan Program Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan (Continuing Professional Development) / (Continuing Medical Education) bagi seluruh anggotanya sebagai pengejantawahan dari Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Universitas Sumatera Utara tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran pasal 28 ayat 1, yang menyebutkan bahwa setiap dokter atau dokter gigi yang berpraktik wajib mengikuti pendidikan dan pelatihan kedokteran atau kedokteran gigi berkelanjutan yang diselenggarakan oleh organisasi profesi (IDI) dan lembaga lain yang diakreditasi oleh organisasi pofesi (IDI) dalam rangka penyerapan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran atau kedokteran gigi. (PB IDI, 2007) Program Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan.
(P2KB) dokter berperan penting dalam meningkatkan mutu pelayanan praktik kedokteran, sekaligus menjadikan dokter semakin profesional sesuaidengan harkat dan martabat serta
kehormatan profesinya dalam rangkamemenuhi harapan kemanusiaan, harapan masyarakat, dan harapan bangsa.(PB IDI, 2007)Model kegiatan P2KB/CPDberagam untuk berbagai Negara. DiIndonesia sertifikasi awal dilakukanuji kompetensi untuk dokter umum,yang dilanjutkan dengan resertifikasi dengan cara pengumpulan nilai SKPIDI setidaknya untuk  3 tahun pertama Bila siap akan dimulai dengan ujicoba kompetensi. Di Amerika Serikatditetapkan setelah mengikuti program pendidikanCPD-nya, dilakukan uji kompetensi dengan ujian formal. Negara-negara Persemakmuran dalam melaksanakan program CPD
menekankan pada pengembangan kemampuan praktek dan aktifitas mandiri( mengumpulkan CPD point) dan tidak ditekankan pada ujian formal.Berdasarkan Program Pengembangan Pendidikan KeprofesianBerkelanjutan pada dasarnya merupakan upaya Pembinaanbersistem untukmeningkatkan dan mengembangkan pengetahuan , ketrampilan , sertasikap dokter agar senantiasa dapatmenjalankan profesinya dengan baik.Program Pengembangan PendidikanKeprofesian Berkelanjutan jugamerupakan bagian integral dari mekanisme pemberian izin praktik. (PB IDI,2007) Program Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutandisesuaikan dengan kebutuhan masing-masing dokter dan dilaksanakan secara berkesinambungan. Materi pembelajarannya mengandung unsure praktik dan teori yang terpadu karenatujuan akhirnya adalah meningkatkanpelayanan kedokteran. Oleh karena ituseyogianya program ini dijalankansecara terpadu dan menjadi bagian dari pelayanan kedokteran. (PB IDI,2007)Program Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutanmeliputi semua kegiatan dokter, formal maupun nonformal, yang dilakukannya untuk mempertahankan, membaharukan, mengembangkan,dan meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap profesinalnyasebagai upaya yang memenuhikebutuhan pasiennya. Program Pengembangan Pendidikan KeprofesianBerkelanjutan merupakan kegiatanbelajar mandiri yang self directeddanpractice based, sehingga unsurutamanya adalah pencatatan untuk tujuan monitoringoleh perhimpunan.Dalam hal ini pemanfaatan teknologi informasi akan sangat membantu, oleh karena itu sangat dianjurkan agar semua perhimpunanmembangun sistem pencatatan yangweb basedwalaupun tetap dimungkinkan pencatatan manual. Sistemberinternet ini di masa depan akanterhubung ke sistem di tingkat IDI. (PB IDI, 2007)Setiap dokter atau dokter gigiyang berpraktik wajib berhak memperoleh kesempatan untuk menjalani Program Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan yang dilaksanakan olehpenghimpunan dokter yang sesuai dengan ciri praktiknya. Program ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses resertifikasinya. Untuk itu ia wajib mendaftarkan kesertaannya kepada perhimpunan yangbersangkutan. (PB IDI, 2007)Namun fakta yang dijumpai bahwa masih banyak dokter dan doktergigi yang masih rendah tingkat
partisipasinya dalam program Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan, padahal seluruhdokter yang bernaung di bawah IDI, syarat uji kompetensi untuk registrasi ulang adalah keikutsertaannya dalam proses Pendidikan KeprofesianBerkelanjutan. ( PC IDI Langkat )Berdasarkan data yang diperoleh dari Pengurus Ikatan Dokter Indonesia Cabang Langkat diperoleh informasi bahwa tingkat partisipasiUniversitas Sumatera Utara.


Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan pada dokter dikabupaten Langkat Sumatera Utara masih kurang dan dibutuhkan upayapeningkatan. (PC IDI Langkat, 2008)
Berdasarkan hasil wawancara dengan Pengurus Ikatan DokterIndonesia Cabang Langkat ( 2008) didapatkan informasi bahwa kurangnya partisipasi dalam program P2KB dapat disebabkan faktor penguasaan teknologi informasi yang masih belum memadai seperti penggunaan internet untuk mendapatkan pengetahuan kedokteran terbaru, faktor ekonomi yakni mahalnya biaya untuk mengikuti ataupun mengadakan seminar/ pelatihan kedokteran yang terakreditasi IDI,dan kurangya sponsor pendukung dana kegiatan, serta motivasi dari para dokter.

Berdasarkan survei pendahuluan(Mei 2009) terhadap 40 pasien yang berkunjung ke polikinik tentang kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan dokter di RSU Tanjung Pura,didapatkan hasil 18 pasien (45%) merasa tidak puas. Pada saat yang sama dilakukan survei pendahuluan terhadap 10 dokter tentang tingkat partisipasi dokter di RSU Tanjung Pura dalam melaksanakan program P2KB didapatkan 6 dokter (60%) tingkat partisipasi P2KB kurang baik. Penelitian tentang implementasi Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan dokter di RSU Tanjung Pura Langkat belum pernah dilakukan.Dari sudut pandang dokter, motivasi untuk menjalankan Program Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan seyogyanya
Universitas Sumatera Utara muncul dari tiga dorongan utama, yaitu: dorongan profesional untukmemberikan pelayanan yang terbaik kepada pasien, dorongan untuk memenuhi kewajiban kepada pemberi kerja, keinginan untuk memperoleh kepuasan kerja dan mencegah kejenuhan. Salah satu determinan yang dapat menjadi penyebab rendahnya implementasi dokter dalam program Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan adalah factor motivasi.Berdasarkan paparan di atas ditetapkan sebagai variabel independen adalah faktor motivasi para dokter di Rumah Sakit Umum Tanjung Pura Langkat Sumatera Utara, dan sebagai variabel dependen adalah implementasi dokter dalam progam Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan yang di nilai dari: kinerja pembelajaran, kinerja profesional, pengabdian masyarakat, publikasi ilmiah, dan kinerja pengembangan ilmu. (PB IDI, 2007) Sangat penting dilakukan analisis mengenai pengaruh motivasi terhadap implementasi dokter diRumah Sakit Umum Tanjung Pura Langkat Sumatera Utara dalam Program Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan.


1.2.Tujuan
Dalam penyusunan makalah ini tentunya penulis memiliki tujuan yang diharapkan berguna bagi para pembaca dan khususnya kepada penulis sendiri. Tujuannya dibagi menjadi dua, yaitu yang pertama secara umum makalah ini bertujuan menambah wawasanmahasiswa/i dalam menguraikan suatu persoalan secara holistik dan tepat, dan melatih cara pemikiran ilmiah. Cara pemikiran ilmiah ini sangat dibutuhkan bagi seorang calon dokter maupun dokter agar mampu menganalisis suatu persoalan secara cepat dan tepat. Sedangkan secara khusus tujuan penyusunan makalah ini ialah mahasiswa mampu mengetahui,memahami, dan menjelaskan mengenai enterohepatik yang meliputi:
1.      Mampu menyelesaikan metode Continuing Medical Education.
2.      Mampu menyelesaikan dan cara menerapkan dan tujuan continuing medical education.
3.      Mampu menjelaskan manfaat dan tujuan Continuing Medical Education , Adult learning,Active Learning,Learn How To Learn,Lifelong Learning.
4.      Mampu menggambarkan dan menerapkan belajar secara Lifelong Learning.
5.      Menjelaskan hubungan propesional dokter dengan Acive Learning,Adult Learning,Learn How To Learn.
6.      Kelebihan &Kekurangan  Active Learning,Adult Learning,Learn How To Learn,Lifelong Learning.
7.      Ciri-Ciri Active Learning,Adult Learning,Learn How To Learn,Lifelong Learning.
8.      Mampu menjelaskan pandangan islam terhadap metode Active learning,Learn How To learn,Lifelong Learning,dan Medical Education.

1.3Manfaat
Manfaat pembelajaran dari penulisan makalah ini adalah diharapkan mahasiswa/imampu untuk mencapai segala Learning Objective yang telah didapat dan dapat menerapkan pada saat sudah mendapat gelar dokter dan ditugaskan di instansi kesehatan pemerintah maupun praktik sendiri.

Bagi Peneliti
Mampu menambah pengetahuan dan pengalaman peneliti dalam meneliti jenis penelitian kualitatif pada mahasiswa Fakultas Kedokteran UISU.Bagi Peneliti Lain
Dapat digunakan sebagai data dasar untuk penelitian selanjutnya tentang bagaimana keefektifan metode Problem Based Learning dengan metode lain yang baru.

Bagi Mahasiswa Kedokteran
a)      Meningkatkan kemampuan mahasiswa untuk berpikir kritis dan menyeluruh dalam memecahkan masalah nyata di klinik.
b)      Meningkatkan pemahaman mahasiswa akan berbagai konsep dasar yang menjadi pegangan untuk memecahkan masalah nyata di klinik.
c)      Meningkatkan kesiapan mahasiswa untuk terjun di klinik pekerjaan dengan mengangkat problem nyata di klinik sebagai sumber belajar.

Bagi Institusi: Program Pendidikan Keokteran Universitas Islam Sumatera Utara.
Sebagai bahan masukan bagi pihak institusi untuk dapat membantu meningkatkan keefektifan metode pembelajaran yang telah ada yang menghasilkan lulusan yang disiplin, mandiri, jujur, bertanggung jawab, terbuka dan tanggap sesuai kompetensinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar